Kamis, 23 Februari 2023

Memiliki Sikap Wara'

    Sifat Wara' ialah sikap seseorang dalam meninggalkan hal-hal yang membuat was-was, menghindari hal yang dapat mengotori hatinya. Meninggalkan sesuatu yang haram, dan yang syubhat. Tidak juga berlebihan dalam hal-hal yang sifatnya mubah. Semua aktivitas kita diatur oleh iman yang melekat di dalam diri kita. Ketika seorang hamba mengetahui bahwa apa yang ada  didepannya termasuk perkata yang ketika dikerjakan akan membawa mudhorot bagi dirinya, maka seorang mukmin memilih untuk menjaga dirinya dari hal-hal tersebut.

    Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam,

 ” أَلا وإِنَّ فِي الجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الجَسَدُ كُلُّهُ وإذَا فَسَدَت فَسَدَ الجَسَدُ كُلُّهُ أَلا وَهيَ القَلْبُ.“ رواه البخاري ومسلم.

"Ketahuilah, sesungguhnya dalam tubuh manusia ada segumpal daging, jika segumpal daging itu baik, maka akan baik seluruh tubuh manusia, dan jika segumpal daging itu buruk, maka akan buruk seluruh tubuh manusia, ketahuilah bahwa segumpal daging itu adalah hati." (HR. Bukhari no.52 dan Muslim no. 1599)

    Pengamalan sikap wara' ini membutuhkan ilmu. Adapun seseorang yang memiliki ilmu yang lebih dalam akan mampu membuat skala prioritas kebaikan yang lebih baik daripada yang lain. Misalnya, seseorang yang meninggalkan shalat jum'at karena imamnya misalnya bid'ah, maka ketika dia tinggalkan  itu bukan termasuk sikap wara'. Dengan ilmulah kita dapat menimbang mana mudharat mana maslahat.  

(Narsum: Ustadz Abu Ihsan Al-Atsary)

(HR. Bukhari no. 52 dan Muslim no. 1599).

Sumber https://rumaysho.com/3028-jika-hati-baik.htm

Dari An Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَلاَ وَإِنَّ فِى الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ . أَلاَ وَهِىَ الْقَلْبُ

Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati (jantung)(HR. Bukhari no. 52 dan Muslim no. 1599).



Sumber https://rumaysho.com/3028-jika-hati-baik.html

Dari An Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَلاَ وَإِنَّ فِى الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ . أَلاَ وَهِىَ الْقَلْبُ

Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati (jantung)(HR. Bukhari no. 52 dan Muslim no. 1599).



Sumber https://rumaysho.com/3028-jika-hati-baik.html

Dari An Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَلاَ وَإِنَّ فِى الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ . أَلاَ وَهِىَ الْقَلْبُ

Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati (jantung)(HR. Bukhari no. 52 dan Muslim no. 1599).



Sumber https://rumaysho.com/3028-jika-hati-baik.htm

Rabu, 01 Februari 2023

Jodoh dan Maut, Mana yang Lebih Dulu?

Tak perlu berisik di bumi, Allah mengetahui segala isi hatimu. 


Tak perlu mengambil tugas Allah dengan memikirkan hal yang tidak seharusnya di risaukan. 


Karna waktunya pasti akan tepat. Entah opsi 1 atau opsi 2 yang datang menghampirimu lebih dahulu. 


Yang harus kau lakukan adalah mempersiapkan diri. Karena maut itu yang sudah pasti akan menjemput kita kapan saja. 


Keduanya perlu persiapan dan bekal yang matang. Bukan hanya sekadar ingin, namun sudahkah siap dirimu jika salah satu diantaranya menghampirimu. 


Jika opsi 1 yang Allah izinkan untuk hadir lebih dulu, semoga kita dipertemukan dengan dia yang sama-sama sedang menuju-Mu, meniti tujuan yang sama, membangun visi yang sama. Yang bersedia menemani langkahmu mengarungi samudera kehidupan yang tidak tenang ini. Namun, jika opsi 2 yang Allah izinkan untuk hadir lebih dahulu, semoga hati kita juga ridha terhadapnya. Pada akhirnya, tujuan akhir dari keduanya akan tetap sama, yaitu akhirat.


Bukankah rencana Allah sudah pasti yang terbaik? Maka cukup jadilah hamba yang terbaik saja di mata Allah. 


Istiqomah Memutqinkan Hafalan Al-Qur'an

Kajian Sabtu Malam, 28 January 2023 @ Daarul Huffadz Indonesia

Pembukaan: Pimpinan DHI (Ustadz Fuad Hanan)

Pemateri: Ustadz Rizal Wachid



Moment ba'da parade tasmi' di asrama tahfidz DHI sabtu malam kemarin ditutup dengan kajian Qur'an oleh Ustadz Rizal Wachid. Semoga Allah merahmatinya dan menjadikan ilmunya bermanfaat. 

Al-Qur'an adalah kalam Allah yang begitu mulia. Beruntunglah orang yang telah Allah anugerahkan kesempatan untuk berada di majlis ilmu dan disibukkan dengan agenda-agenda bersama Qur'annya. Karena tidak semua orang mendapatkan kesempatan seperti itu. Hanya orang-orang yang Allah pilih yang dapat merasakannya. Maka, jagalah kepercayaan Allah dengan terus berusaha menjaga niat dan diri kita untuk terus dekat dengan Allah.

Ketika seseorang punya alasan yang kuat untuk melakukan suatu amalan, maka amalan itu akan menjadi istiqomah, salah satunya usaha kita untuk terus memutqinkan hafalan. Mengapa kita perlu istiqomah untuk memutqinkan hafalan Qur'an kita?

 


Pertama, karena atas dasar itulah bentuk syukur kita kepada Allah. Bentuk syukur tidak hanya diucapkan dengan Alhamdulillah saja, tetapi juga perlu dibuktikan dengan amalan dan perbuatan. Semoga kita dijauhkan dari bagian orang-orang kufur akan nikmat-nikmat-Nya. Naudzubillahimindzalik..

Kedua, agar Allah mencintai kita. Ketika Allah mencintai hamba-Nya, bukan tidak mungkin segala urusannya akan dipermudah. Apalagi jika Allah menganggap kita keluarganya. MasyaAllah. Untuk sampai ke tahap itu mungkin bukan jalan yang mudah. Namun, percayalah Allah tidak pernah menyia-nyiakan usaha hamba-Nya selama hamba-Nya itu terus berupaya menjalankan apa yang Allah perintahkan. Allah melihat proses kita, bukan hasil akhirnya. Satu kata yang menancap kuingat dari Ustadz Rizal Wahid kala itu, bahwasanya kita itu harus punya semangat juang untuk menjadi pemenang sejati. Kalau jatuh 10 kali, maka bangkitnya harus 11 kali. Jatuh, bangkit lagi. Jatuh, bangkit lagi. 

Jadilah pemenang sejati. Siapakah pemenang sejati itu? Yakni, mereka-mereka yang sanggup bertahan, istiqomah beramal shalih hingga akhir hayatnya.

Ikhtiar kita untuk memutqinkan hafalan adalah bentuk kita mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala, dan sebagai bukti cinta kita kepada Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam dalam mengikuti akhlaknya. Karena, akhlak Rasulullah adalah cerminan dari Al-Quran. Maka, kita pun sebagai hamba yang mengimani Al-Qur'an tidak bisa menjadi manusia yang biasa-biasa saja. Jika kita menginginkan sesuatu yang tidak banyak orang lain dapatkan, maka kita harus melakukan sesuatu yang tidak banyak orang lain lakukan. Allah subhanahu wa ta'ala tidak meminta kita menjadi sempurna, namun Allah meminta kita untuk berikhtiar tanpa henti. 

Sabar ya, capek di dunya itu hanya sementara kok. Perkuat lagi imannya, kurang-kurangin futurnya. Memang, kondisi iman itu bisa naik turun. Namun, turunnya iman orang shalih tidak menurunkan kualitas ibadahnya, hanya kuantitasnya. Berdo'alah kepada Allah agar Allah senantiasa menjaga keimanan kita, dan mendekatkan kita dengan orang-orang yang juga sama-sama mencintai-mu Ya Allah, dan mencintai Kalam-Mu. Semangat terus ya, para pejuang Al-Qur'an :)

Keluarga Allah di dunia

 

Ahlu Qur'an..

adalah keluarga Allah di dunia..

Jadi, beruntunglah dia yang mendapatkan kesempatan menjadi keluarga Allah..


Yakinlah, di setiap kita ingin menjadi lebih baik dan memperbaiki diri, akan banyak cobaan yang datang. Namun, Allah tidak akan menguji hambaNya melewati batas kemampuannya. Seseorang akan diuji sesuai dengan tingkat imannya. Jikalau imannya kuat, maka cobaannya akan berat. Jikalau imannya lemah, maka cobaannya pun akan ringan. 

Tingkat keimanan orang mukmin adalah ketika dia mampu dan ridho, ikhlas, akan semua ketetapan-ketetapan Tuhannya. Karena dia yakin Allah selalu bersamanya dan tidak akan meninggalkannya :)

Semoga kita adalah bagian dari Ahlu Qur'an itu dan istiqomah dalam jalan-Nya. Aamiin..


~ (Tulisan seseorang, semoga Allah menjaganya)


Sumber gambar: https://pin.it/3rHdRl0