Senin, 31 Maret 2014

Kerajaan Kediri di Indonesia Lengkap

Peninggalan Kediri

Assalamualaikum... 

Blog4Teens - Berhubung kemarin habis mempelajari ini, saya berkeinginan untuk mempostingkan artikel yang berjudul Sejarah Kerajaan Kediri di Indonesia kepada sobat sekalian. Berikut selengkapnya ->

Kerajaan Kediri berdiri sekitar abad ke-12 (1042-1222) di Jawa Timur.  Nama Kediri lebih dikenal daripada Panjalu. Kerajaan Kediri berpusat di Daha (sebelumnya Panjalu/Kediri telah berpusat di Daha). Selain itu,

Kerajaan Kediri merupakan kelanjutan dari kerajaan Mataram Kuno, yang mana raja-raja yang berkuasa masih ada kaitannya dengan dinasti Isyana di Jawa. 

A.  Sumber Sejarah Adanya Kerajaan Kediri 

1.   Prasasti
      Diantaranya ialah Prasasti Sirah Keting (1104 M), Prasasti Ngantang (1135 M), Prasasti Jaring (1181   M), dan Prasasti Kamulan (1194 M).  
2.   Berita Cina 
      Diantaranya ialah Kronik Cina bernama Chi fan Chi karangan Chu ju kua (1220 M) dan Kitab Ling wai tai ta (1778 M) karangan Chou ku fei. Keduanya menjelaskan tentang keadaan Kerajaan Kediri pada abad ke-12 dan ke-13 M.  

B.  Sejarah Kerajaan Kediri
       Sejarah Kerajaan Kediri berawal dari adanya pembagian tahta kerajaan oleh Airlangga. Kerajaan Kediri merupakan kelanjutan dari kerajaan Mataram Kuno, yang mana raja-raja yang berkuasa masih ada kaitannya dengan dinasti Isyana di Jawa. Pada tahun 1019 M,  Airlangga dinobatkan menjadi raja Medang Kamulan dan memindahkan kerajaan Medang Kamulan ke Kahuripan. Namun akhirnya, Airlangga memutuskan untuk mundur dari pemerintahan dan menjadi pertapa dengan sebutannya Resi Gentayu.  

       Airlangga mewariskan takhta kepada putrinya, Sri Sanggramawijaya, namun Sri Sanggramawijaya menolak.  Ia lebih memilih menjadi pertapa dengan sebutan Dewi Kili Suci. Akhirnya, takhta beralih kepada kedua putra Airlangga yang lahir dari selir, yaitu Sri Samarawijaya dan Mapanji Garasakan. 
 
 Untuk menghindari terjadinya perang saudara diantara keduanya, maka  pada tahun 1042 M, Airlangga terpaksa membagi wilayah kerajaannya menjadi dua, yakni wilayah barat (Kadiri/Panjalu) yang beribu kota di Daha diberikan kepada Sri Samarawijaya, sedangkan wilayah timur (Jenggala)yang beribu kota di Kahuripan diberikan kepada Mapanji Garasakan. Pembagian wilayah kerajaan tersebut dilakukan oleh Mpu Bharada, seorang Brahmana yang terkenal dengan kesaktiannya. Sampai akhirnya, Airlangga pun wafat pada tahun 1049 M. 

       Karena keduanya menginginkan takhta Airlangga sepenuhnya, akhirnya terjadilah peperangan antara kedua kerajaan itu yang dapat diketahui dari Prasasti Turun Hyang II (1044 M) . Dalam peperangan tersebut, Mapanji Garasakan dari Jenggala dapat mengalahkan Sri Samarawijaya dari Panjalu. Sehingga, Panjalu dapat dikuasai oleh Jenggala. Akan tetapi, pada perkembangannya, kerajaan Jenggala melemah dan kerajaan Panjalu (Kediri) tetap jaya dan makmur. Pada akhirnya, Jenggala kalah dan berada di bawah kekuasaan Panjalu (Kediri). Kemenangan Panjalu pada akhirnya dapat diketahui dari prasasti Ngantang dan kitab Bharatayudha. 
C.  Raja- Raja yang Memerintah Kediri 



 1.  Sri Samarawijaya
      Sebenarnya ia telah memerintah Kediri sejak terjadi pembelahan wilayah kerajaan oleh Airlangga. Sri Samarawijaya merupakan putra Airlangga yang namanya tercantum dalam Prasasti Pamwatan (1042 M) 

2.   Sri Jayawarsa 
      Raja ini adalah raja pertama Kediri. Nama Sri Jayawarsa diketahui dari Prasasti Sirah Ketting (1104 M). Namun, tidak dapat diketahui pasti apakah Sri Jayawarsa yang menggantikan Sri Samarawijaya atau bukan. 

3.   Bameswara
      Nama Baweswara diketahui dari Prasasti Padlegan I (1117 M) dan Panumbangan (1120 M). Isi dari prasasti Padlegan I adalah pemberian status perdikan untuk beberapa desa. Raja Bameswara menggunakan lencana kerajaan berupa tengkorak bertaring di atas bulan sabit yang biasa disebut dengan Candrakapala. 


4.   Sri Jayabhaya  
      Pada masa pemerintahannya, Kediri mencapai puncak kejayaannya.  Raja Jayabaya terkenal dengan ramalan-ramalannya yang dituliskan dalam kitab Jongko Joyoboyo. Dalam ramalannya, Raja Jayabaya menyebutkan beberapa hal seperti ratu adil yang akan datang memerintah Indonesia. Raja Jayabaya merupakan raja yang dikenang masyarakat karena sikapnya yang merakyat. {blog4teens} Lencana kerajaan pada saat itu ialah Garuda Mukha. Raja Jayabaya dapat memadamkan kekacauan di kerajaan, yaitu menyatukan kembali Panjalu dengan Kediri, seperti yang tertulis dalam prasasti Ngantang (1135 M) yang berisi panjalu jayati atau panjalu menang. 

5.   Sarweswara 
      Raja Sarweswara adalah raja Kediri yang taat beragama dan berbudaya. Nama Sarweswara diketahui dari prasasti Padlegan II (1159) dan prasasti Kahyunan (1161). Ia memegang teguh prinsip Tat Wam Asi, yang artinya Dikaulah itu, Dikaulah (semua) itu , Semua makhluk adalah engkau. Tujuan hidup manusia menurut Raja Sarweswara yang terakhir adalah moksa,  yaitu pemanunggalan jiwatma dengan paramatma. Lencana kerajaan yang digunakan adalah Ganesha.

6.  Aryeswara  
     Berdasarkan prasasti Angin, Raja Aryeswara memerintah sekitar tahun 1171 M. Gelar abhisekanya ialah Sri Maharaja Rake Hino Sri Aryeswara Madhusudanawatara Arijamuka. 

7.   Sri Gandra  


      Nama Sri Gandra diketahui dari prasasti Jaring (1181 M). Gelar abhisekanya ialah Sri Maharaja Koncaryadipa Handabhuwanapadalaka Parakrama Anindita Digjaya Uttunggadewa Sri Gandra. Dalam prasasti Jaring diketahui adanya penggunaan nama hewan dalam kepangkatan, seperti Lembu, Gajah, Macan, dan Tikus. Nama-nama hewan tersebut digunakan di depan nama pejabat Kediri dan menunjukkan tinggi rendahnya pangkat seseorang dalam istana. 

8.   Kameswara (1182–1185 M)

      Kameswara menikah dengan putri Jenggala, Sri Kirana. Pada masa pemerintahannya, seni sastra berkembang pesat. Kitab-kitab sastra banyak diciptakan. Contohnya, seperti kitab Kakawin Smaradhana, karangan Mpu Darmaja. Selain itu, terkenal juga cerita Panji, seperti Cerita Panji Semirang. 

9.   Kertajaya (1190-1222 M)
      Kertajaya merupakan raja terakhir dari Kediri. Raja Kertajaya dikenal dengan sebutan Dandang Gendis. Kertajaya adalah raja yang mulia serta sangat peduli dengan rakyatnya. Kertajaya dikenal dengan catur marganya yang berarti empat jalan yaitu darma, arta, kama, dan moksa.


      Pada masa pemerintahannya, kestabilan kerajaan Kediri menurun. Hal ini disebabkan karena adanya maksud Raja Kertajaya untuk mengurangi hak-hak kaum Brahmana. Tentu saja hal ini menimbulkan pertentangan dari kaum Brahmana yang membuat kedudukan kaum Brahmana menjadi tidak aman. 

D.   Perkembangan Kerajaan Kediri  

 
      Perkembangan kerajaan Kediri dapat dilihat pada gambar dibawah (klik untuk memperbesar)


 E.   Peninggalan Budaya Kerajaan Kediri 


  •  Candi Tondowongso 
  • Diperkirakan dibangun pada abad ke-11 M. Candi Tondowongso ditemukan pada awal tahun 2007 di Dusun Tondowongso, Kediri, Jawa Timur.  Di sekitar candi ini ditemukan juga beberapa buah arca (Arca Dewa Brahma, Arca Dewi Durga, dan Arca Nandi).
  •    Prasasti Talan 
  •  Terletak di Dusun Gurit, Kabupaten Blitar. Prasasti ini berangka tahun 1136 M. Isi prasasti ini berkenaan dengan anugerah sima kepada Desa Talan yang masuk wilayah Panumbangan.
  • Prasasti Hantang 
  • Berangka tahun 1135 M dan ditemukan di Desa Ngantang, Malang. Prasasti ini menjelaskan tentang kerajaan Kediri pada masa pemerintahan Jayabaya. Terdapat semboyan “Panjalu Jayati” yang berarti Panjalu menang dan Raja Jayabaya berhasil mempersatukan Kediri dengan kalahnya Jenggala pada saat itu. 
  •  
  • Prasasti Panumbangan 
  • Dikeluarkan oleh Raja Bameswara pada tahun 1120 M. Isi prasasti ini ialah tentang penetapan desa Panumbangan sebagai sima swatantra (pembebasan pajak) oleh raja  sebelumnya. (Raja sebelumnya yang dimaksud kemungkinan ialah Sri Jayawarsa).
  • Prasasti Jaring 
  • Berangka tahun 1181 M. Prasasti ini berisi tentang pengabulan permohonan penduduk desa Jaring melalui Senapati Sarwajala tentang anugerah raja sebelumnya yang belum terwujud. Dalam prasasti ini, diketahui adanya nama-nama hewan untuk pertama kalinya dipakai sebagai nama depan para pejabat Kediri, misalnya Menjangan Puguh, Lembu Agra, dan Macan Kuning.
  • Prasasti Kamulan (1194 M) 
  •  Terletak di Desa Kamulan, wilayah Kecamatan Durenan, Trenggalek. Prasasti ini dibuat dan dikeluarkan oleh Raja Kertajaya.
         KARYA SASTRA 



-  Kakawin Bharatayudha (Karangan Empu Sedah dan Empu Panuluh) 
Dibuat pada masa pemerintahan Raja Jayabaya . Kitab ini berisi tentang perang saudara 18 hari antara keluarga Pandhawa dan Kurawa. Menurut para ahli sejarah, ini merupakan gambaran Kediri semasa perang saudara antara kerajaan Panjalu dan Jenggala.
 
-  Kitab Kresnayana (Karangan Empu Triguna)
Isinya menceritakan tentang riwayat Kresna. Ia dikenal sebagai seorang anak yang nakal, tetapi sangat dikasihani oleh setiap orang karena ia suka menolong. Selain itu, ia mempunyai kesaktian yang luar biasa. Setelah dewasa, ia kawin dengan Dewi Rukmini.
 
-  Kitab Arjuna Wiwaha (Karangan Empu Kanwa)  
Ditulis pada masa pemerintahan Raja Jayabaya (1030 M). Isinya tentang kisah upacara pernikahan  Raja Airlangga dengan putri raja dari kerajaan Sriwijaya.  


-  Kitab Hariwangsa dan Gatotkacasraya(Karangan Empu Panuluh)  
Kitab Hariwangsa isinya menceritakan tentang perkawinan antara Kresna dengan Dewi Rukmini.  


-  Kitab Smaradhana (Karangan Empu Darmaja)  
Kitab ini menceritakan tentang terbakarnya Batara Kamajaya. Dalam kitab ini, terdapat nama Raja Kediri yakni, Kameswara yang merupakan titisan Dewa Wisnu yang ketiga kalinya dan berpermaisuri Sri Kirana Ratu putri dari kerajaan Jenggala. Kitab Wartasancaya dan Lubdhaka 
(Lagrangian Empu Tanakung). 

F. Runtuhnya Kerajaan Kediri

    Runtuhnya Kerajaan Kediri berawal saat Raja Kertajaya mengurangi hak-hak kaum Brahmana.   
Sehingga, kaum Brahmana yang tidak terima, melarikan diri ke Tumapel dan meminta bantuan Ken 
Arok untuk melawan Kertajaya. Mengetahui hal ini. Raja Kertajaya kemudian mempersiapkan  
pasukan untuk menyerang Tumapel. Sementara itu. Ken Arok dengan dukungan kaum Brahmana 
melakukan serangan ke Kerajaan Kediri. Kedua pasukan itu bertemu di dekat Desa Ganter (1222 
M). Dalam pertempuran itu, pasukan dari Kediri beserta Raja Kertajaya berhasil dikalahkan. Akan 
tetapi, Raja Kertajaya berhasil meloloskan diri, walaupun tidak diketahui secara pasti, bagaimana 
nasib Kertajaya setelah itu. Ken Arok pun langsung mengumumkan berdirinya Kerajaan Tumapel. 
Kerajaan Kediri akhirnya menjadi daerah bawahan Kerajaan Tumapel.


   Demikian adalah Rangkuman Kerajaan Kediri dari berbagai sumber, yakni: 

Semoga artikel ini bermanfaat bagi sobat sekalian sebagai tambahan pengetahuan dan referensi tugas. Dan, Harap cantumkan url blog ini jika kalian berminat mengcopynya. Karena jika tidak, sewaktu-waktu mungkin saya akan bertindak lebih dari peringatan seperti ini. Terima kasih ^_^

0 komentar:

Posting Komentar