Sabtu, 07 September 2013

10 Karakter Bagi Muslim Sejati

 Assalamualaikum..wr.wb.
Hai, kawan-kawan blog4teens.. Maaf ya selama ini aku kurang update. Soalnya, banyak tugas yang harus aku selesaikan secepat mungkin. Zaman sekarang tidak boleh ada kata tunda-menunda. Baik dalam hal apapun, termasuk ya waktu itu. Sesuatu yang berpeluang besar menciptakan kreativitas dan inovasi adalah semangat dalam mencapai suatu target yang sudah kita tanamkan sejak lama. 
Aduh, maaf ya, aku jadi bicara panjang lebar. Ini buat refreshing aja sih sebenarnya. Dan intinya pada hari ini dan pada waktu ini, aku mau share artikel baru, yaitu about.. Ten True of Muslim Character. Hehe.. sok inggris banget ya, padahal aku nggak bisa bahasa asing loh, cuma spik2. Tapi, mudah2an bisa lancar. Aminn. Hmm.. lanjut ya. Nah, artikel ini aku buat karena aku termotivasi oleh kakak mentor aku dalam studi Risma di SMAN 99, my high school. Sorry, bukannya mau promote. Nama kakaknya kak Suryani Astuti, atau bisa dipanggil kak Yani. Hmm. ada yang kenal nggak?? Kalau ada nanti aku sampaikan. 

Jadi, saat SC tadi, aku sangat tertarik dengan apa yang kak Yani bagi ke aku, Ilmu. Dimana ia memberikan suatu pencerahan kepada grup SC kami, mengenai itu tadi, ten true of muslim character. Akan aku paparkan sedikit ya mengenai 10 Macam Karakter Bagi Muslim Sejati . 



Dalam kehidupan, seringkali kita banyak menghadapi berbagai macam persoalan. Mulai dari yang simple sampai yang rumit sekalipun. Banyak rintangan dan cobaan yang kerapkali membuat kita terusik atau tergoda untuk meninggalkan dan lari dari suatu masalah. Untuk itu, perlunya bagi kita sebuah pedoman, petunjuk, dan keyakinan agar semua yang kita lakukan itu sesuai dan tercapai apalagi jika mampu memotivasi orang lain agar bisa menjadi lebih baik.

Sebelum membuat orang menjadi lebih baik, mula-mula rubah diri kita terlebih dahulu. Memperbaiki akhlak dan perilaku diri adalah contoh hal yang mudah dicerna, namun sulit di lakukan. Diantaranya, sifat dan perilaku yang harus diasah dan di tancapkan dalam diri muslim/muslimah ialah :
 
1.  Salimul Aqidah ( Aqidah yang bersih dan lurus ) 
     Aqidah adalah suatu keyakinan, kepercayaan yang  melekat pada diri manusia yang mempengaruhi segala tingkah dan perilaku manusia itu sendiri. Tanpa aqidah, hidup seakan tak ada arah. Maka perlunya aqidah yang bersih dan lurus itu adalah suatu keharusan bagi seorang muslim. Dengan aqidah yang bersih, tertanam suatu keyakinan yang mantap yang membuat semua yang kita lakukan tidak melenceng/ tidak menyimpang dari ajaran agama islam, dan sesuai dengan apa yang telah menjadi ketentuan- ketentuanNya. 

Pencerminan dari QS. Al-an'aam (6) : 162, yang berbunyi : 
" Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam,"


 
2.   Shahihul Ibadah ( Ibadah yang Benar )


Shahihul ibadah merupakan perintah Allah SWT. dan salah satu perintah Rasulullah SAW yang sangat penting. Dalam satu haditsnya, beliau bersabda: 


“Shalatlah kamu sebagaimana melihat aku shalat”.

Dari ungkapan ini maka dapat disimpulkan bahwa dalam melaksanakan setiap peribadatan haruslah merujuk kepada sunnah Rasulullah SAW yang berarti tidak boleh ada unsur penambahan atau pengurangan sedikitpun. Meskipun, sekarang banyak sekali aturan-aturan agama islam yang diungkapkan oleh para ulama ataupun ustad2, yang memperbolehkan begini begitu. Namun, jangan sampai kita terbawa oleh pikirannya itu, meskipun nalar berkata sama. Ikuti yang sudah ada. Ikuti segala ketentuan2 yang sudah tertuliskan dalam Al-Quran yang menjadi pedoman dan petunjuk bagi manusia. Yang sebagaimana itu benar adanya. 

3.  Matinul Khuluq ( Akhlak yang kokoh )
     Matinul Khuluq adalah sesuatu sifat yang sangat penting dan harus ada dalam diri seorang muslim. Akhlak manusia mencerminkan kepribadiannya sendiri. Ada akhlak yang baik (akhlakul karimah)/ akhlak mahmudah, dan adapula akhlak yang buruk/akhlak mazmumah. Yang harus kita contoh adalah akhlakul karimah, jangan sebaliknya. Apabila seseorang memiliki akhlak yang mulia, tidak sedikit orang yang segan padanya. Biasanya orang yang berakhlak mulia ini, memiliki jiwa yang kuat serta inisiatif yang tinggi untuk menpopang masa depannya kelak. Bagi kalian para generasi muda, tancapkan budi pekerti luhur pada diri kalian, sebagaimana Rasulullah SAW mencontohkan kepada kita yang telah Allah SWT. firmankan dalam al-quran.

" Dan sesungguhnya engkau benar-benar, berbudi pekerti yang luhur. "  (QS. Al-Qalam [68] : 4)

Maksudnya disini, bahwa Nabi Muhammad SAW. adalah orang yang berakhlak agung. Dia selalu mentaati segala perintah Allah SWT. tanpa mendengar celotehan dan tuduhan orang2 kafir di luar sana. Ia tetap berpegang teguh kepada ajaran agama islam.

4.  Qowiyyul Jismi ( Kekuatan Jasmani )
     Dengan kekuatan fisik, semua hal apapun dapat kita lakukan dengan mudah. Coba saja, di antara kita ada yang sakit, kerja tubuh akhirnya akan tidak optimal. Ibadah kepada Allah SWT. menjadi terlengahkan. Maka, penting bagi kita menjada dan mengantisipasi tubuh agar tidak mudah sakit. Kesehatan adalah hal yang paling penting. Karena sehat itu berkah. Dan sehat itu adalah lebih berharga daripada berlian.

Rasulullah SAW bersabda :


“Mukmin yang kuat lebih aku cintai daripada mukmin yang lemah. (HR. Muslim)


5.  Mutsaqqoful Fikri (intelek dalam berfikir) 
       Intelektual adalah suatu sifat manusia yakni mempunyai wawasan luas. Muslim sejati adalah muslim yang mempunyai intelektualitas yang tinggi. Sebagaimana Rasulullah SAW memiliki sifat wajib Fatanah, yang berarti cerdas. Pada zaman modern ini, manusia intelek sangatlah diperlukan demi kemajuan bangsa dan negara. Untuk itu, kalian sebagai seorang muslim sekaligus generasi penerus seharusnya dapat mewarisi  sifat-sifat Rasulullah SAW,  Firman Allah SWT. yang mengharuskan manusia untuk berfikir yang artinya :

“Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: “pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya”. Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: “Yang lebih dari keperluan”. Demikianlah ALLAH menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir” (QS. Al-Baqarah [2]: 219)



Di dalam Islam, tidak ada satupun perbuatan yang tidak diawali dengan aktifitas berfikir. Karenanya seorang muslim harus memiliki wawasan keislaman dan keilmuan yang luas.Baik ilmu duniawi maupun ukhrawinya.
Allah SWT berfirman yang artinya: 


Katakanlah: “samakah orang yang mengetahui dengan orang yang tidak mengetahui?”‘, sesungguhnya orang-orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran”. (QS. Az-Zumar [39]: 9)


6.  Mujahadatul Linafsihi ( Berjuang Melawan Hawa Nafsu )
     Mujahadatul Linafsihi adalah sifat yang cukup sulit dilakukan seorang muslim. Banyak diantara kita, muslim/muslmah yang mungkin belum bisa sepenuhnya menahan nafsunya. Untuk itu, kita harus dapat membedakan yang baik dan yang buruk Apalagi saya tahu kalau kalian disini adalah orang-orang yang berfikir dewasa, jiwa pemimpin dan mempunyai akreditasi diri yang tinggi. Makanya, akal dan pikiran seseorang haruslah dapat memanah hawa nafsunya. Jangan malah sebaliknya. Itu saja sih intinya. 

Rasulullah SAW. bersabda :


“Tidak beriman seseorang dari kamu sehingga ia menjadikan hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa (ajaran Islam)” (HR. Hakim)



7.  Harishun Ala Waqtihi ( Pandai Menjaga Waktu )
     Harishun ala waqtihi adalah sifat yang penting bagi manusia. Pandai-pandai dalam menjaga waktu dapat menjauhi kita dari sifat lalai dan khilaf. Contoh sederhananya ialah datang on time everyday. (Saat waktu sekolah). Memulai dari hal yang paling kecil itu sudah menjadi point bagi kita. Dan itu lebih baik daripada tanpa ModUs sedikitpun. Wkwk .. ModUs= Modal Usaha. Itu kata temen- temen gue. Oke, lanjut.

Usaha dan kesungguhan yang kuat mungkin dapat membantu kita dalam me-manage waktu. Misalnya, kalian punya janji nih sama seseorang, kalian harus bisa menepati janji itu sesuai dengan persetujuan yang ada. Jangan kalian lari dari janji hanya karena masalah sepele, atau hal itu tidak penting bagimu, atau mungkin kalian malas dan merasa tidak memperdulikannya. Padahal mungkin saja, orang itu butuh adanya kita, dalam menyelesaikan segala hal yang ada. (ex: kerja klompok).

Allah SWT. memberikan kita waktu yang panjang. Yakni, 24 jam sehari atau sama dengan 3600 X 24, berapa tuh? 86400 sekon. Lama bukan? Kita hitung dari mulai sunshine hingga sunrise. Betapa banyak waktu yang kita punya selama ini. Lantas, sudah kita gunakan untuk apa saja? Shalat dalam sehari saja tidak mampu melebihi jumlah yang ada. Mengapa kita masih lalai?? Padahal Allah SWT. membebaskan kita akan waktu itu. Maka gunakanlah waktu dengan sebaik-baiknya. Ada pepatah juga mengatakan "Time is Money".



Oleh karena itu setiap muslim amat dituntut untuk pandai mengelola waktunya dengan baik sehingga waktu berlalu dengan penggunaan yang efektif, tak ada yang sia-sia. Maka diantara yang disinggung oleh Nabi SAW adalah memanfaatkan momentum lima perkara sebelum datang lima perkara, yakni waktu hidup sebelum mati, sehat sebelum datang sakit, muda sebelum tua, senggang sebelum sibuk dan kaya sebelum miskin. ( Tes : Kritiskah Anda dalam berfikir??? )

8.   Munazhzhamun fi Syuunihi ( Urusan yang Teratur )
       Munazhzhamun fi Syuunihi adalah sifat yang ditekankan dalam Al-qur'an maupun hadits. Sifat ini mengharuskan kita cerdas dalam mengatur segala urusan yang kita punya dengan basis disiplin dan berkesinambungan.  Bahkan keteraturan dalam urusan apapun dapat membuat kita menjadi manusia yang bijak menghadapi suatu urusan itu. Ditambah lagi pencerminan dari sifat khas Indonesia yakni gotong-royong dalam menghadapi dan menyelesaikan urusan tersebut yang membuatnya semakin mudah. 

Namun, sikap itu seiring perkembangan zaman, semakin tenggelam. Nggak tahu deh tuh, tenggelam kemana. Yang jelas ciri khas Bangsa Indonesia itu semakin luntur dan pudar.  Yang pasti, tanggapilah urusan itu dengan profesionalitas. Kesungguhan, semangat, kerja keras, dengan tidak menghilangkan budaya yang ada, serta serius dalam menanggapi suatu persoalan kehidupan. 

9.  Qodirun Alal Kasbi ( Mandiri / Mempunyai Usaha Sendiri )
      Sehubung dengan ilmu sosiologi, bahwa manusia adalah makhluk sosial yang tiak lepas dari bantuan orang lain. Namun daripada itu, cobalah untuk bisa mandiri dalam hal apapun. Sikap ini jika terus dipupuk dan disiram setiap hari, maka seiring waktu akan tumbuh subur dalam diri kita. 


Mempertahankan kebenaran dan berjuang menegakkannya baru bisa dilaksanakan manakala seseorang memiliki kemandirian terutama dari segi ekonomi. Tak sedikit seseorang mengorbankan prinsip yang telah dianutnya karena tidak memiliki kemandirian dari segi ekonomi. Namun, seberapapun yang kita punya wajib disyukuri. Karena itu adalah pemberian Allah SWT. yang tidak bisa ditolak. 

Dan kemandirian dalam hal ini dibutuhkan keahlian pula. Keterampilan serta pikiran kritis. Menurut saya, pikiran kritis itu adalah pikiran yang paling dominan bagi manusia. Dengan berfikir kritis, maka dengan mudah mencakup segala aspek kehidupan yang realistis. Hidup itu Real. Jadi, jangan terus bergantung pada orang lain ya, Kayak benalu dan inang aja. Hehe.. Maaf bukan maksudnya begitu. Boleh saja menggantungkan diri pada orang lain, asal tidak menggantungkan diri orang lain. Skill kemandirian juga diperlukan yaa.. :) 

Yang terakhir nih,
10.  Nafi’un Lighoirihi ( Berguna bagi orang lain )
       Nafi'un Lighoirihi maksudnya setiap manusia itu harus menjadi bermanfaat untuk orang lain. Namun, saya himbaukan dalam segi positif, bukan negatif yaa. Nanti salah persepsi lagi. Alangkah bahagianya jika kita bisa menjadi berguna buat orang lain. Contoh simple : membagi ilmu pelajaran kepada teman. Itu sudah menjadi sikap yang harus ada bagi setiap pelajar. Jadi jangan hanya mementingkan diri sendiri, tapi juga orang lain. 

Dimanapun dan kapanpun kita berada akan terasa nikmat jika orang lain juga menikmati dan merasakan keberadaan kita. Jangan buat diri kita sebagai angin lewat. Nothing banget kan??

Dengan demikian, setiap muslim itu harus selalu berfikir, mempersiapkan dirinya dan berupaya semaksimal mungkin untuk bisa bermanfaat dan mengambil peran yang baik di kehidupan masyarakat atau sekitarnya.  Dalam relasi ini , Rasulullah SAW bersabda yang artinya:


“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain” (HR. Qudhy dari Jabir)
  
~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~  ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~  ~  ~ ~ ~ ~ ~ ~  ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ 

Demikianlah yang dapat saya sampaikan kepada teman-teman. Mohon maaf jika dalam penulisannya masih ada yang salah dan dalam pengucapannya masih ada yang kurang berkenan, maafkan kesalahan saya sebagai penulis ya. Karna manusia tidaklah luput dari kesalahan-kesalahan. Mudah- mudahan artikel yang saya bagi ini juga dapat bermanfaat untuk kalian sebagai muslim sejati. Terapkan dan realisasikanlah dalam hidupmu. Insya allah segala apa apa yang kamu kerjakan dengan niat yanag ikhlas akan berbuah hasil yang baik pula. Amin ya robbal alamin. 

Aku pamit dulu yaa... Sampai jumpa di artikel berikutnya. Kalau mau nyalin, jangan lupa link ke blog ini. Terima kasih sudah membaca. :)

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.





1 komentar: