Minggu, 28 Juni 2020

Jika saja kamu boleh meminta sesuatu kepada Allah sebelum dunia meninggalkanmu, apa permintaan terakhirmu?


Pertanyaan yang sulit.

Sebab, dunia dan seisinya sejatinya adalah titipan Allah dan milik Allah. Tidak pantas rasanya, ketika Allah memanggilmu untuk kembali, kau masih memikirkan perihal dunia.

Namun, bagiku hanya ada satu hal pasti yang bisa kupikirkan jika kesempatan terakhir itu masih ada.

Raga ini hanya berharap kepada-Mu Ya Allah, agar selalu menjaga keluargaku, menganugerahi kebahagiaan pada wajah kedua orangtuaku. Karena seuntai senyuman yang terukir di wajah keduanya mampu menghangatkan hati ini dan membuat raga ini mampu bertahan dalam kondisi apapun. Demikian halnya, saat aku tak lagi di sisi mereka. Kumohon lindungi mereka dalam naungan-Mu Ya Allah..

Semoga siapapun yang membaca tulisan ini Allah berikan keberkahan selalu dalam hidupnya dan Allah mudahkan segala urusannya. Aamiin.

Sabtu, 27 Juni 2020

Hobi Lama Bersemi di Tengah Pandemi: Bermain dengan Alam


(Foto by google)

Mungkin hanya segelintir orang yang tertarik dengan kegiatan berkebun, khususnya buat anak muda. Pasalnya, sebagian besar hobi ini seringkali berhubungan dengan aktivitas orangtua. Mungkin karena menanam dan merawat tanaman itu tidak mudah. Butuh kesabaran ekstra dari mulai memilih benih yang baik, menyemai, menyiramnya setiap hari, memberi pupuk, hingga membasmi hama jika dianggap mengganggu keberlangsungan hidup sebuah tanaman. Namun, menurutku hobi ini adalah salah satu hobi "mahal". Bahkan, gak kalah keren kok dengan hobi menantang lainnya, seperti mendaki, berenang, atau memanah. Hanya saja, setiap orang pasti punya passionnya masing-masing. Aku, sebagai manusia biasa, gak memungkiri hal tersebut. Yang terpenting selama itu bisa membuat hidup kita menjadi produktif dan bahagia, kenapa enggak?


(Ini bunga mawar yang kufoto, pas banget mekarnya selepas hujan. Indah sekali ya)

Dari dulu memang pecinta bunga, jadi suka motret-motret bunga dengan kamera ala kadarnya. Tapi, bagus juga hasilnya haha. Sekarang karena sedang pandemi, aku pun bersyukur sekali bisa kembali menyapa alam dengan kegiatan berkebun di rumah. Meskipun dengan lahan terbatas, tetep bisa kok berkebun, tinggal se-kreatif apa kita memanfaatkan\material yg ada di rumah menjadi sesuatu yang valuable.

Oh iya, beberapa orang mungkin bingung kalau mau mulai menanam harus dari apa dulu, harus persiapin apa dulu, dan lain-lain. Berdasarkan pengalaman sih, berkebun itu mudah dilakukan selama ada "niat" yang tulus ya hehe. Niat ingin merawat tanaman dengan baik. Sama halnya ketika kita memutuskan untuk memelihara hewan peliharaan misalnya, pastikan bahwa kita bisa komitmen bahwa kita bisa merawat hewan peliharaan kita dengan sebaik mungkin dan sehat. Supaya Allah juga tidak kecewa karna kita menyia-nyiakan ciptaan-Nya yang indah tersebut. Jadi, buat kalian yang mau mulai berkebun, aku ucapkan selamat ya! Karena kalian sudah satu langkah membantu menyelamatkan bumi dengan menjaga kelestariannya :) Semoga makin banyak anak-anak muda Indonesia yang kreatif dan produktif ke depannya supaya Indonesia bisa jauh lebih baik lagi. Semangat!

p.s:
Ini ada bonus bunga yang ditanam di areal pekarangan :) Gak banyak, karna belom semua mekar dan gak semua ku fotoin hehe. Yang lainnya masih on going ^^

(Ini bunga marigold kuning. Daunnya mirip dengan kenikir, tapi sebenernya berbeda)


(Ini bunga kenop, bunganya warna ungu. Kalau udh bergerombol tanamannya, bunganya banyak sekali). Bagus yah :)


(Coba liat ada yg aneh gak di gambarnya. Yah, itu si Pikachu. Hobinya manjat pohon sirsak di rumah, tapi gak bisa turun sendiri. Bisa sih cuman mau turun panik-panik cantik dulu :D. Hobi lainnya ngeliatin orang berkebun dari atas, bukannya bantuin wkwk)

(Nah, kalo ini kucing tetangga, namanya Embul. Hobinya tidur di pohon. Sama juga nih, kalo ada org berkebun dia cuma ngeliatin doang. Btw, seadem itukah tanah rasa kasur ya, mbul.)

Oke sekian cerita dariku. So sorry jika pembahasannya kemana-mana karena pure hanya ingin cerita pengalaman berkebun di tengah pandemi aja. Stay produktif ya semua! Semoga bermanfaat :) 

Selasa, 16 Juni 2020

Pertolongan Allah

Pernahkah kamu merasakan pertolongan Allah secara langsung?




لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ العَلِيِّ العَظِيْمِ

"Tiada daya dan upaya kecuali dengan kekuatan Allah yang Maha Tinggi lagi Maha Agung."

Sebenarnya, pertolongan Allah itu sangat dekat kepada kita. Hanya saja, terkadang kita yang terlalu abai dan mungkin kehilangan kepekaan untuk sekadar menyadarinya. Mari sedikit mengulas ke belakang. Pernah suatu waktu aku dirundung kegelisahan karena ada suatu hal "urgent" yang membuatku pontang panting kesana kemari mencari sesuatu. Dan, tahukah kamu hal apa yang kucari? Ya, itu hanya sebuah tali rafia putih. Jika kalian berpikir, apa istimewanya? Menurutku, memori kala itu begitu membekas di kehidupanku.

Ketika itu, aku masih disibukkan dengan hari-hari pertama orientasi kampus. Alhamdulillah setelah pengumuman kelulusan dan aku akhirnya diterima di salah satu Perguruan Tinggi Negeri terbaik di negeri ini. Senang, bahagia, dan cemas bercampur padu menjadi satu. Mengapa aku cemas? Karena, yang kutahu saat itu bahwa dunia kampus itu keras dan yang kupikirkan hanyalah "Bagaimana aku bisa survive disana", "Gimana ya nanti kalau gini gini gini,", dan sebagainya. Belum kuliah sudah overthinking duluan :D/ Maklum kan masih awam.

Sekarang kita kembali kepada tali rafia tadi. Benda ini menjadi salah satu benda wajib yang harus dimiliki oleh seorang mahasiswa baru kala masa orientasi di fakultasku. Tali rafia putih ini digunakan sebagai pelengkap atribut para maba. Hanya saja, malam hari menjelang ospek fakultas, aku lupa bahwa tali rafia putih belum ada di dalam ransel kecilku. Masih teringat, waktu itu sekitar pukul 21.00 malam hari. Akhirnya, aku langsung tancap gas keluar rumah buat nyari si tali rafia putih itu. Dan, harus warna putih. Aku yang notabenenya orang nekatan, mau gak mau harus kesana kemari, pokoknya gamau tahu tali rafianya harus ketemu. Sepanjang jalan, aku hanya membasahi lidahku dengan dzikir dan doa manakala setelah beberapa tempat ku kunjungi aku bisa mendapatkan tali itu. Namun, tahukah kalian ternyata dari banyak tempat yang kutanya tidak satupun yang menjualnya. Apakah itu membuatku menyerah? Oh, Tentu Tidak.

Aku bukan orang yang mudah menyerah begitu saja. Meskipun jam mungkin sudah menunjukkan jam 10 lewat, aku tetap optimis bahwa aku bisa menemukan tali rafia putih itu, walaupun sesekali aku merutuki kenapa harus warna putih sih talinya, kan sulit nyarinya huhuh. Tapi, mengeluh bukan langkah yang tepat saat itu. Doa dalam hati dan berharap Allah membantu aku ternyata membuahkan hasil. Entah kenapa, setelah muter-muter ke berbagai tempat di Depok (Gila emang aku, bisa-bisanya ada yang kelewat gak kebeli, sampe harus segininya hanya demi rafia). Untung saja tidak ada orang jahat di jalan, Alhamdulillah Allah masih melindungiku. Akhirnya, si tali rafia itu bisa kutemukan di salah satu toko kecil di daerahku. Mau nangis dan sujud syukur rasanya. Oke mungkin bisa dibilang lebay. Tapi, ini karena aku sudah berkali-kali mencoba mencari tempat yang menjual, namun nihil tidak satupun tersedia. 

Dan, tiba-tiba disaat rasanya sudah mau pulang saja, justru Allah menunjukkan pertolongannya saat itu juga. Kalau aku orang yang pesimis, mungkin aku gak akan senekat itu mengitari Depok di kegelapan malam hanya untuk mencari rafia (kurang kerjaan banget wkwk). Tapi, dari sinilah aku selalu terharu dengan pertolongan Allah. Allah itu Maha Baik dan selalu memberikan yang Terbaik. Aku selalu percaya bahwa usaha manusia pasti tidak ada yang sia-sia. Seberat apapun itu kondisi kita, percayalah Allah tidak tidur. Allah pasti akan mendengar doa-doa hamba-Nya yang selalu mengingat-Nya dikala sempit maupun lapang. Percaya saja, pertolongan Allah itu pasti. Semangat ya, kamu pasti bisa melewatinya :) 

Rabu, 18 Desember 2019

Inspire Your Day: Usungan Jenazah Fatimah Az-Zahra




Bismillahirrahmanirrahim..

Diriwayatkan dari Asma binti Umais, Fatimah berkata kepada Asma, "Sungguh aku memandang buruk apa yang dilakukan para wanita yang meletakkan kain di atas wanita yang meninggal dan memperlihatkannya kepada orang-orang."

Asma membalas, "Wahai putri Rasulullah Saw., maukah ku perlihatkan kepadamu sesuatu yang kulihat di negeri Habasyah?" Asma lalu meminta pelepah kurma yang basah dan membentuknya sedemikian indah. Ia meletakkan kain di atasnya.

Fatimah berkata, "Alangkah bagusnya ini, seorang wanita tidak akan terlihat oleh laki-laki." Dalam riwayat lain Abu Abdillah (Imam Ja'far Shadiq) berkata, "Usungan jenazah pertama yang dibuat dalam Islam adalah usungan jenazah Fatimah. Beliau mengeluh menjelang wafatnya seraya berkata kepada Asma, 'Sungguh, aku sangat kurus dan dagingku hampir-hampir hilang. Bisakah engkau membuatkan sesuatu untukku yang bisa menutupiku?"

Asma menjawab, "Saat aku berada di negeri Habasyah, aku melihat mereka membuat sesuatu untuk itu. Bolehkah aku membuatkannya untukmu? Jika itu membuatmu senang, aku akan membuatkan itu untukmu."

Fatimah menyetujuinya, "Ya."

Setelah itu, Asma meminta usungan jenazah dan menelungkupkannya. Ia meminta pelepah kurma dan mengikatkannya di atas penyanggah-penyanggahnya. Ia lalu membentangkan kain di atasnya.

"Demikianlah, aku melihat mereka melakukan seperti ini," kata Asma.

Fatimah menanggapi, "Buatkanlah untukku! Tutupilah aku! Semoga Allah Swt. menutupimu dari api neraka," Ujar Asma.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Semoga kita semua khususnya para muslimah dapat mencontoh dan meneladani sifat-sifat Sayyidah Fatimah Az-Zahra. Doakan penulis supaya bisa bertemu dengan beliau di tempat Allah nanti ya 😭😭 Aamiin...


Referensi:
Setyaningrum, S. (2019). Fatimah Az-Zahra: Si Penyabar yang Menjadi Penghuni Surga Pertama. Yogyakarta: Risalah Zaman.

Senin, 16 Desember 2019

Tentang Dirimu




Kembali.

Melukiskan kisah dalam untaian kata.

Menggores jejak tanpa harus memaksa dunia melihat semua liku lakumu.

Menuangkan pikiran yang tidak mampu terucap.



Terkadang kita butuh ruang untuk meredam peluh.

Terkadang kita butuh sejenak melepas duka yang tidak kunjung mereda.

Bukan berusaha tuk menghindar,

Hanya saja ada kala kau juga tidak harus mengkhawatirkan banyak hal.

Karna yang menjadi pemeran utama adalah dirimu.

Bukan mereka.

Ini tentang dirimu. 

Bukan tentang mereka.

Tak perlu alasan mengapa hidupmu itu jauh lebih berharga :)


(Coretan Pena #1 - Little Saurus)


Jumat, 08 Februari 2019

Melankolis, Kepribadian yang Unik

Melankolis, si Perasa dan Pemilik Kepribadian Unik
·          

(sumber gambar
https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcT2upaZoKMUtIdJKdRgLUyIEECg4_-WIEUMVmUuZ4soQDHnVn4sKg)

(Disadur dari sumber yang sudah dicantumkan di paling bawah artikel)

Menangis itu hal yang tak bisa terpisahkan darimu yang nggak tegaan, sensitif, dan melankolis. Setiap waktu kamu bisa menangis di manapun dan karena apapun. Usaha buat menahan nangis di tempat umum cuma karena hal sepele bahkan tak jelas sering kamu lakukan. Sampai pura-pura kelilipan pun bukan sekali dua kali kamu lakukan.

Jadi orang yang gampang nangis memang ada seninya. Tapi kira-kira apa aja sih yang sering buat kamu nangis? Sebab kesedihan saja rasanya terlalu biasa untuk jadi alasan kamu menangis.
1. Si cengeng yang kalau dibilang cengeng akan nangis lebih kencang
Si melankolis yang sensitif ini emang paling nggak bisa menahan air matanya. Ada banyak hal yang menurut orang lain biasa, tapi untuk si melankolis ini justru sudah cukup menyentuh hatinya. Seperti saat dia dibilang cengeng oleh orang lain. Dia yang awalnya hanya menitikkan air mata perlahan dan tanpa suara, bisa tiba-tiba menangis tersedu-sedu. Maklum kata-kata cengeng akan tetap jadi pukulan hebat untuk perasaannya, sekalipun dia paham jika dirinya memang mudah sekali menangis.
2. Jangankan dibentak, ditegur, atau disindir saja pun sudah berkaca-kaca matanya
Kamu seringnya memilih diam saat ada orang yang menyindir atau menegur dengan kurang enak. Bukan karena kamu takut untuk menyahut sindiran atau teguran itu. Tapi kamu diam karena sibuk menenangkan matamu yang sudah mulai berkaca-kaca. Kamu tak ingin sampai menangis di depan orang yang tadi sudah menyinggung perasaanmu. Sebab kamu sendiri masih merasa punya gengsi yang harus dijaga.
3. Lihat kakek atau nenek yang sudah renta tapi masih bekerja keras. Air mata bisa turun deras
Saat melihat kakek atau nenek yang renta bekerja keras, saat itu juga biasanya kamu berpikir “Kira-kira ke mana ya anak mereka? Kok tega sih membiarkan orangtuanya yang setua itu masih membanting tulang,”. Sambil perlahan ada yang mengalir di pipimu, atau paling tidak matamu berkaca-kaca menahan tangis. Diam-diam juga kamu mendadak ingat orangtuamu sendiri, dan dalam hati berjanji untuk ganti menjaga serta mengurus mereka.
4. Saat kelewat kesal. Bukan marah-marah, tapi kamu malah nangis sejadinya
Di mana-mana yang namanya kesal pasti bawaannya ingin marah. Entah berbicara ketus, berteriak-teriak, atau mengeluarkan aksi diam. Tapi bagimu rasa kesal justru jadi penyebab lain kamu menangis. Tak jarang pun sampai histeris dan tersedu-sedu, saat memang rasanya sudah kelewa kesal sekali. Jadi marahnya kamu memang tak menyeramkan, tapi seringnya ini juga yang membuat orang panik dan lebih merasa bersalah.
5. Di jalan lihat langit dan ingat sesuatu, air matamu mengucur begitu saja
Sebuah perjalanan memang selalu menghadirkan beragam cerita. Tak salah jika ada juga orang yang berpendapat, jika setiap perjalanan harus sekali dinikmati dengan seksama. Dan kamu salah satu orang yang menikmati sekali perjalanan. Saking menikmatinya, momen saat memperhatikan jalanan yang kamu sedang lewati atau telusuri ini mirip adegan di film-film. Membawa suasana syahdu yang membuat pikiranmu menerawang ke sesuatu hal penting. Sesuatu hal yang kalau diingat pasti membuatmu menitikkan air mata dalam diam.
6. Mau sedih atau bahagia, air mata kamu selalu tak pernah bisa ditahan untuk keluar
Air matamu memang tercipta tak hanya untuk sebuah kesedihan saja. Tapi rasa marah, bahkan senang, air matamu pun tak pernah bisa ditahan. Buatmu rasa bahagia ini terlalu menggelitik perasaan, sampai-sampai mendorong air matamu bercucuran saat senyum mengembang di wajahmu.

Jadi cewek yang gampang sekali menangis memang tak pernah mudah. Pasti banyak yang bilang alay lah, lebay lah, baperan amat, dan sebagainya. Biarkan orang lain berbicara apapun. Tapi kamu sendiri tak perlu malu atau merasa segan karena kecengengan ini. Sebab perasaanmu yang mudah sedih atau terharu ini jadi bukti kamu sangat peka dengan lingkungan di sekitarmu. 

Sumber: 
Karindra, M. (2017). Retrieved from https://www.hipwee.com/motivasi/cuma-si-sensitif-dan-melankolis-yang-bakal-nangis-karena-8-hal-ini/

Senin, 24 Desember 2018

Tak Harus Sama

        Tiupan angin yang lembut menggerakkan tumbuhan kemangi yang menghijaumasih basah dengan embun pagi semenit yang lalumengantarkan semerbak wanginya ke dalam rongga nasal. Di tengah kondisi somnolen ini, ku dongakkan kepala sedikit agar masih sanggup setidaknya mengetikkan sepatah dua kata pada ruang literasi yang sudah lama tidak pernah kusinggahi. 

        Kehidupan saat ini. Seringkali aku menyaksikan banyak fenomena manusia dengan berbagai karakter dan kepribadian. Disinilah kemampuan instingku sedikit bekerja. Memperhatikan kebiasaan orang, menerka apa yang mereka lakukan, dan akankah aku juga bakal melakukan hal yang sama jika aku menjadi mereka. Tidak semuanya menarik. Mengapa? Karena setiap orang punya dunianya sendiri. Punya kepentingannya sendiri. Tidak selayaknya jika kita berusaha masuk dan mengintervensi kebiasaan yang mereka lakukan. 

           Namun, jika menelisik lebih dalam, apakah pernah sesekali kau membayangkan, bagaimana rasanya jika hanya menjadi "biasa saja" dengan yang "tidak biasa". Biasa saja, maksudnya tidak ada hal yang istimewa yang bisa dibanggakan atau bahkan tidak ada yang menarik dari apa yang kau lakukan. Jika memilih menjadi orang yang "biasa saja" maka tidak ada yang bisa membuatmu berbeda dengan orang kebanyakan. Oleh karenanya, jadilah orang yang "tidak biasa". Entah sejak kapan, kata-kata tersebut mulai ku indahkan. Yang pasti, menjadi berbeda bukanlah hal yang aneh, bukan juga hal yang buruk. Menjadi berbeda mengajarkan kau banyak hal dalam hidup ini. Orang mungkin akan lebih mudah mengenal dirimu dari apa yang kau lakukan, apa yang kau berikan, dan apa yang menjadi ciri khas dirimu yang selalu kau tampilkan acap kali bertemu mereka. Maka, pilihan hidup itu tak harus sama. Berbeda terkadang lebih indah jika kau mampu merasakannya. 

(Bukan Siapa-Siapa, Hanya Setitik Awan Kecil di Langit)